Memahami Komunitas sebagai Bagian dari Keberagaman

oleh Laurensius Bimo Harwiatmojo

Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang luar biasa. Suku ,bahasa, agama, dan budaya yang bermacam macam. Dari keragaman itu tidaklah mudah untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Ada beberapa kasus perang antarsuku seperti Perang Sampit yang terjadi pada 2001,kerusuhan Poso pada 1998, kerusuhan Sambas dan masih banyak lagi.
Kenapa itu terjadi? Apakah itu terjadi dengan sendirinya? Pada era serba modern seperti sekarang ini banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan mudah hanya dengan cara mencari di internet melalui ponsel maupun komputer. Ketika melihat suatu hal seperti fashion,life style dan beberapa hal lain yang belum ada di tempat tinggal kita, kita kadang terpengaruh menirukan hal tersebut.
Dengan banyaknya hal baru yang muncul,akan muncul kelompok-kelompok yang di dalamnya berisi orang orang yang menyukai suatu hal. Maka dengan banyaknya kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan pendapat dan selera,muncul suatu keberagaman yang baru. Yang justru dapat menjadi ancaman bagi negara.
Keaktifan para remaja yang tinggi memunculkan komunitas-komunitas yang berbeda-beda. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organinisasi yang berbagi lingkungan,umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia individu-individu di dalamnya mempunyai maksud,kepercayaan,sumber daya,kegemaran,dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
Komunitas yang berasal dari pengaruh luar negeri di antaranya adalah geng motor ( Harley Davidson , herek atau demam terhadap modif modif motor ), komunitas BTS, suporter sepakbola,penggemar esport dan lain lain. Beberapa waktu lalu saat ajang Mobile Legend World Championship berlangsung, akun media sosial tim esport ONIC PH yang berasal dari Filipina hilang. Hilangnya akun media sosial tersebut disebabkan karena fans dari tim esport Indonesia me report besar-besaran lantaran tim Esport perwakilan dari indonesia yaitu RRQ kalah di babak playoff. Dengan adanya kasus tersebut,manajemen dari RRQ tidak tinggal diam karena jika tidak ditangani hal ini dapat membuat sistem komunitas yang tidak sehat.
Perselisihan juga terjadi di Bandung. Pengeroyokan supporter Jakmania pendukung Persija oleh Viking pendukung Persib Bandung hingga tewas pada 28 September 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Menurut keterangan dari supporter yang berada di stadion,pukul 13.00 WIB di luar GBLA tepatnya di area parkir gerbang biru,ada satu orang yang dikejar oleh kerumunan orang. Korban yang dikejar sempat minta tolong kepada tukang bakso namun kerumunan mengeroyok korban hingga korban meninggal dunia.
Perselisihan antarkomunitas terjadi karena para pendukung komunitas memiliki loyalitas yang tinggi. Mereka adalah bagian dari orang yang memiliki rasa ingin selalu menang dan menganggap komunitasnya yang paling benar. Mereka tidak mempedulikan kebutuhan komunitas lain,sehingga muncul kesalahpahaman kecil yang kemudian membesar.
Apakah solusi konflik antarkomunitas tersebut ? Pendidikan multikultural sejak dini merupakan suatu solusi yang cukup efektif. Pendidikan multikultural membantu peserta didik untuk mengevaluasi fakta dan asumsi yang terjadi. Ketika diajarkan sejak usia dini, hal tersebut dapat membantu membentuk sosial impression sejak awal dari pandangan multikultural,sehingga ketika dewasa mereka lebih siap menghadapi tekanan sosial yang terjadi di lingkungan. Jika, dalam suatu kelas terdapat pemeluk Islam,Kristen,Katholik,Hindu, Budha dan Konghucu, maka pengajar dapat mengajak membuat perayaan sederhana ketika hari raya masing-masing kepercayaan. Tujuan utamanya untuk menumbuhkan rasa saling menghargai di mana masing masing memiliki latar belakang yang berbeda.
Pemahaman dari orangtua juga penting untuk anak-anak yang masih awam tentang perbedaan yang ada. Dengan memberi pengertian,anak setidaknya tidak menganggap orang lain yang berbeda sebagai suatu perbedaan yang harus dihindari. Orang tua dapat mengajak anak menghadiri perayaan budaya budaya agar dapat mengenal perbedaan budaya. Jika memiliki kerabat yang berbeda agama lebih baik mengajak untuk mengunjungi ketika mereka merayakan hari besar.
Karena anak kecil sekarang banyak yang sudah dapat mengakses internet melalui smart phone,sebaiknya awasi saat mengunjungi laman web atau membaca tweet dan media sosial lain yang bersifat sensitif terhadap SARA,karena dapat menumbuhkan paham etnosentrisme pada anak.
Jadi pada zaman sekarang ini perbedaan tidak lagi hanya sebatas suku, agama, budaya, ras,dan golongan. Melainkan komunitas yang berisi orang orang yang memiliki kegemaran tertentu juga bagian dari keragaman di negara ini. tinggal bagaimana cara kita menyikapi di antara banyaknya perbedaaan yang ada untuk menciptakan kondisi di mana semua orang dapat memenuhi kebutuhannya untuk memilih suatu hal yang disukainya.

Baca juga

Hei, Jangan Mudah Percaya !!

Hei, Jangan Mudah Percaya adalah tema kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja …