Pipa Filtrasi (PASI): Media Daur Ulang Air di SMA Negeri Kerjo

Pipa Filtrasi (PASI): Media Daur Ulang Air di SMA Negeri Kerjo

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil.

Tanpa kita sadari air telah menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari kehidupan semua makhluk hidup untuk terus bertahan hidup. Air juga menjadi sumber daya pokok kebutuhan lain dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk mengolah makanan, mencuci piring dan pakaian, serta membersihkan diri. SMA Negeri Kerjo adalah salah satu sekolah menengah atas negeri di Provinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jl. Sumberejo, Sumberejo, Kec. Kerjo, Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah. Sekolah negeri ini terletak di lereng Gunung Lawu dengan dikelilingi area persawahan warga dan hutan karet di bagian barat dan utara sedangkan di bagian timur dan utara berhadapan langsung dengan area pemukiman warga. Meskipun berada di lereng gunung, SMA Negeri Kerjo juga mengalami kasus kelangkaan air di beberapa waktu. Kelangkaan air ini telah terjadi cukup lama dan berdampak bagi kelancaran aktivitas setiap warga sekolah, seperti keterbatasan memperoleh air pada saat buang air, cuci tangan, berwudhu, menyiram tanaman, dan yang lainnya. Pipa Filtrasi atau PASI dirancang untuk menangani kelangkaan air di SMA Negeri Kerjo.

Pipa ini berperan dalam penyaringan polutan pada air. Air yang digunakan sebagai bahan filtrasi ini adalah air wudhu yang ditampung. Air wudhu yang telah ditampung sebelum dimasukkan ke dalam pipa pertama diberi perasan jeruk nipis terlebih dahulu sebagai antibakteri, selanjutnya dimasukkan ke dalam pipa pertama. Di dalam pipa pertama air akan mengalami penyaringan disetiap layernya, yang dimulai dengan batu zeolit, kain, spons, karbon aktif, batu zeolit, pasir silika, spons, dan terakhir kain. Elemen filtrasi seperti karbon aktif dan pasir silika sebelum dimasukkan ke dalam pipa dibungkus terlebih dahulu dengan kain agar mempermudah saat penataan dan pengurasan pipa sehingga tatanan lebih terstruktur dan rapi. Di bagian bawah pipa pertama terhubung pipa kecil yang menyalurkan air ke pipa kedua bagian atas. Setelah air selesai disaring pada pipa pertama secara otomatis air masuk ke pipa kedua dan mengalami penyaringan seperti halnya pada pipa pertama. Air akan jatuh ke penampungan setelah melalui penyaringan di pipa kedua. Mematikan kran ketika volume air sudah melebihi kapasitas penampungnya menjadi salah satu upaya bijak dalam pengelolaan air. Pipa Filtrasi (PASI) yang telah dirancang dilengkapi dengan sensor sederhana berupa cahaya dan bunyi. Ketika air telah masuk ke dalam penamungan maka lampu yang terdapat di dalamnya akan mengapung sesuai dengan jumlah air yang terdapat di dalamnya. Lampu yang megapung itu akan memancarkan cahaya ketika saklar dinyalakan, cahaya tersebut dapat menunjukkan ketinggian air yang berada di dalam penampunan itu. Ketika air di penampungan penuh, styrofoam akan terangkat karena gaya apung dan ketika styrofoam terangkat maka akan mendorong lempeng aluminium mrnyentuh tembaga pada kabel yang terpasang di tutup botol. Pengenaan lempeng aluminium pada tembaga itu akan menghantarkan arus listrik ke buzzer ketika saklar dinyalakan.

Sensor pada Pipa Filtrasi (PASI) ini tentu sangat membantu untuk mengingatkan waktu untuk mengisi penampungan yang diketahui ketika melihat ketinggian sorot cahaya lampu. Sensor ini juga dapat mengingatkan untuk segera mematikan kran ketika volume air penuh dengan bunyi yang dihasilkan oleh buzzer.

Setiap inovasi dari produk yang dihasilkan tentu memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Hasil dari penelitian ini menghasilkan produk berupa pipa penyaringan dilengkapi sensor sederhana yang dapat membantu penggunanya. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dan kelemahan dari Pipa Filtrasi (PASI).

• Keunggulan
1) Mampu menyaring polutan pada air.
2) Struktur pipa sederhana dan tidak memakan banyak ruang sehingga masyarakat dengan muda bisa mencontohnya.
3) Lebih hemat biaya dan perawatan mudah.
4) Adanya sensor cahaya dapat menunjukkan ketinggian air sehingga pengguna tahu kapan harus melakukan penyaringan.
5) Adanya sensor bunyi mengingatkan pengguna untuk segera mematikan kran.
• Kelemahan
1) Pipa filtrasi harus sering dikuras dalam jangka pendek. Karena kain dalam pipa dan spon akan menimbun polutan sehingga dalam menimbulkan bau pada pipa dan air yang melewatinya. Begitu juga dengan penampung.
2) Air yang dihasilkan dari penyaringan Pipa Filtrasi (PASI) ini belum disarankan untuk dikonsumsi. Namun penggunaannya bisa mulai diterapkan pada aktivitas seperti mencuci tangan, berwudhu, dan menyiram tanaman.

Selengkapnya, kunjungi tautan di bawah ini:

Baca juga

SMAN Kerjo Gelar Kegiatan Berdampak pada Murid dalam Perayaan Belajar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema Bangun Jiwa Raga dan Kewirausahaan

**SMAN Kerjo Gelar Kegiatan Berdampak pada Murid dalam Perayaan Belajar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila** …