KEINDAHAN DALAM PERBEDAAN

(Tim Literasi Keberagaman SMAN Kerjo: Aldinosa, Purwoko, Dilan, Herlina, Puput)

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki banyak keberagaman. Hal ini terjadi karena, Indonesia memiliki beberapa pulau yang di dalamnya terdapat suku, agama, ras, yang berbeda-beda. Namun meski banyak perbedaan masyarakatnya dapat hidup berdampingan dan menjadikan perbedaan sebagai sebuah keindahan.
Salah satu bukti tentang keberagaman, kami jumpai dalam sebuah keluarga, yaitu keluarga Bapak Harsanto. Kami mendengar bahwa keluarga Bapak Harsanto memilki berbagai keberagaman dalam keluarganya. Untuk mengetahui kebenarannya, pada hari Senin, 20 Desember 2021 kami berkunjung ke kediaman beliau yang beralamat di Dusun Klatak RT 01/RW 05, Karangpandan, Karangpandan, Karanganyar.
Beliau lahir di Karanganyar, 14 Februari 1961. Waktu kecil Bapak Harsanto diberi nama China oleh orang tuanya yaitu Djwa Hwa Siang. Bapak Harsanto merupakan putra dari pasangan suami istri yang bernama Hadi Suranto, Djwa Hok Liong (nama china) dan Bintatik. Beliau mendapatkan keturunan Tioghoa dari kakeknya Tan Goen Sing yang asli China menikah dengan neneknya Marjiyem yang berasal dari Jawa.
Untuk membuktikannya beliau pun bercerita “Awalnya saya beragama Kristen, namun ketika kecil teman sebayanya banyak yang beragama Islam. Karena itu ketika teman-teman yang beragama Islam beribadah ke masjid, saya juga pergi ke masjid untuk belajar agama Islam. Sehingga dari kecil beliau mengenal agama yang dianutnya saat ini. Dan waktu kecil keluargantya masih menganut agama Kristen.” Ujarnya
Dalam keluarga besarnya, menganggap beliau seperti keluarga biasa karena tidak pernah ada rasa yang membedakan. Dalam satu keluarga itu sangat luar biasa dan mengagumi keindahan dalam perbedaan keyakinan itu sendiri. Serta menjalankan keyakinan yang dianut dan menghargai satu sama lain. Perbedaan kalau dijalankan bersama semua yang berbeda itu akan indah.
Bukan hanya dari keluarga saja tanggapan masyarakat sekitar mengenai perbedaan yang terjadi ketika kebanyakan orang China yang biasanya menganut agama Kristen atau Katholik tetapi lebih memilih islam.
Beliau menganggap bahwa “Tak ada yang membedakan di dalamnya, bahkan lingkungan beliau sangat bangga dan senang melihat suatu perbedaan itu menjadi satu keindahan dan kekuatan. Karena selama ini tidak pernah dirasakan munculnya sebuah hal yang membedakan satu sama lain. Tetapi menjaga kebersamaan, persatuan, saling toleransi, saling menghargai dan itu semua yang menjadikan tetap bersatu.” Lanjut beliau.
Selama terjadi perbedaan ini tidak pernah muncul konflik karena berada dalam lingkungan yang luar biasa. Mengapa luar biasa karena lingkungannya tidak pernah membuat satu konflik yang ada tapi membuat kebersamaan. Kebersamaan ini yang membuat sebuah keindahan, serta kenyamanan di tengah-tengah perbedaan dalam menjalankan aktivitas. beliau juga mengikuti aturan yang telah ada di Desa Klatak, Karangpandan bahkan dalam kondisi keterbatasan.
Bukan hanya perbedaan keyakinan saja yang terjadi, tetapi kebudayaannya juga yakni dalam keluarga Bapak Harsanto ini ialah beliau yang lahir di Indonesia dan keluarga berketurunan China. Dua budaya yang bersatu tak mengurangi nilai-nilainya.
Yang membuat kami takjub ialah ketika beliau mengatakan “Saya tak hanya menjalankan satu kebudayaan saja akan tetapi juga dua kebudayaan yang saya jalankan sekaligus, ketika hari raya menjalankan kebudayaan Islam dan ketika tahun baru menjalankan kebudayaan China. Bahkan di Karangpandan saya pernah mengadakan salah satu acara perayaan imlek yang sudah diadakan beberapa kali. Dan dalam perayaan imlek ini semua golongan masyarakat membaur menjadi satu tanpa bukan hanya etnis Tionghoa saja. Di situ menjadi satu keindahan ketika semua berkumpul.” ujarnya
Bagi beliau Agama Islam adalah agama yang nomor satu. Begitu juga keluarga menyikapi perbedaan ini dengan tanggapan tanpa adanya perbedaan. Yang lebih istimewanya hal ini memunculkan keindahan. Karena dalam keluarga Bapak Harsanto ini ada yang menganut agama Kristen dan Katolik.
“Ketika saya merayakan hari raya Idul Fitri keluarga lain yang menganut kepercayaan Kristen dan Katholik mereka menyambangi ke kediaman bapak saya ini. Demikian pula ketika keluarga yang lain merayakan perayaan keagamaannya, saya dan keluarga ini ikut turut serta berkunjung untuk bertemu keluarga yang lain, hal ini saya lakukan agar kebersamaan, kesatuan keluarga itu terus terbangun dengan baik. Meski dalam satu keluarga besar memiliki keyakinan yang berbeda-beda, kalau untuk saya menganut keyakinan islam. Sedangkan kakak dan adik saya menganut keyakinan yang berbeda.” ujarnya
Dalam menyikapi perbedaan keyakinan dalam keluarga besarnya, Bapak Harsanto menjadikan perbedaan itu merupakan salah satu keindahan karena perbedaan itu kalau disikapi dengan semuanya, tulus dan ikhlas. Perbedaan itu akan menjadi suatu keindahan, kekuatan, dan hal yang bisa terbangun semua kebaikan.

(Tim Literasi Keberagaman SMAN Kerjo: Aldinosa, Purwoko, Dilan, Herlina, Puput )

Baca juga

Hei, Jangan Mudah Percaya !!

Hei, Jangan Mudah Percaya adalah tema kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja …