Toleransi dalam Keberagaman

oleh Puput

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman. Dengan adanya keberagaman tersebut sudah sepantasnya kita bangga terhadap negara ini.
Namun berbanding terbalik dengan dengan fakta yang ada, tidak bisa dipungkiri sering kali ditemui kasus yang dipicu dari keberagaman. Konflik-konflik itu dapat muncul karena kurangnya pemahaman akan prinsip persatuan dan kesatuan, kurangnya toleransi, adanya rasa dirinya paling benar, dan tidak bisa hidup berdampingan satu sama lain. Jika tidak segera diselesaikan tidak menutup kemungkinan perpecahan akan terjadi.
Lantas apa yang seharusnya dilakukan? Bukankan kita hidup di negara berlandaskan Pancasila yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan? Lalu mengapa kita harus saling menjatuhkan? Hal semacam itu seharusnya bisa menjadi renungan untuk kita semua dan dijadikan sebagai introspeksi diri agar bisa lebih baik kedepannya.
Tanpa disadari perilaku-perilaku kita sehari-hari banyak yang merujuk pada konflik SARA. Sering kita jumpai pertemanan dengan yang berbeda agama. Apakah hal itu salah? Tentu tidak, namun tidak sedikit dari kita yang memandangnya buruk. Mereka yang memandang buruk itu karena sudah dipengaruhi oleh hal-hal buruk yang belum jelas kebenarannya serta enggan untuk mencari kebenarannya. Dari hal kecil seperti inilah yang akhirnya menjadi menimbulkan konflik di masyarakat.
Padahal menurut pengalaman banyak orang yang berteman dengan berbeda agama itu justru memberikan kita banyak manfaat. Di mana ketika berteman dengan berbeda agama kita bisa memiliki jaringan yang luas, artinya membuka banyak pelung besar menambah relasi. Serta mengetahui tentang sistem kepercayaan yang meraka anut di kehidupan sehari-hari, dengan begitu kita tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang berniat memecah belah persatuan sebab kita sudah mengetahui kebenaran yang ada. Yang paling penting kita dapat menumbuhkan dan menerapkan toleransi antarsesama.
Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan sendiri bahwa berteman dengan berbeda agama itu memang benar banyak manfaatnya. Memang pada awalnya rasa canggung dan takut salah bicara itu ada. Prasangka itu muncul sebab saya belum bisa memahami tentang pertemanan yang beda agama.
Sebelumnya saya merasa enggan ketika mengucapkan kata-kata “astagfirullahaladzim, masyaAllah, subhanallah, alhamdulillah, dll” di depan teman yang bebeda agama karena takut menyinggung atau bahkan membuat mereka tidak nyaman. Namun setelah saya memahami serta bertukar pikiran hal itu justu dianggap wajar dan dapat diterima oleh mereka. Bahkan tak sedikit dari meraka yang non muslim juga mengucapkan kata-kata tersebut.
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus selalu berpikir positif terhadap orang lain tanpa melihat dari satu sudut pandang serta kita harus pandai-pandai dalam menerima berita dari orang lain, tidak semua berita yang kita terima adalah berita yang aktual untuk itu harus dicari dahulu kebenarannya.
Untuk itu sangat penting menanamkan toleransi pada diri masing-masing, terlebih pada generasi muda saat ini dan yang akan datang. Perbedaan tidak untuk dijadikan dasar munculnya konflik namun perbedaan dapat menjadikan keindahan serta keistimewaan dalam kehidupan. Apapun yang sudah menjadi pilihan dan keyakinan seseorang biarlah dijalankan sesuai keyakinannya dan apapun yang telah menjadi pilihan dan keyakinan kita maka kita harus menjalankannya juga, tanpa harus mencampur adukkan antara satu dengan yang lainnya.

Baca juga

Hei, Jangan Mudah Percaya !!

Hei, Jangan Mudah Percaya adalah tema kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja …